Bicaralah untuk SATU Kebenaran. "DIAM" itu Kebodohanmu atau Kesalahanmu
Photo by Alexandre Chambon
|
Sebagai manusia dan berada dikehidupan di dunia. Sudah kodratnya manusia akan dibarengi dengan "perkara", entah berupa perkara baik maupun perkara buruk. Sebuah " problem" sudah menjadi racikan bumbu kehidupan duniawi yang setiap orang pasti merasakannya. Manusia sebagai makhluk sosial yang paling sempurna dicipkatakan Tuhan karena dibekali dengan akal dan pikiran sebagai ciri yang membedakannya dengan makhluk ciptaan Tuhan yang lainnya. Akan tetapi manusia hanyalah sebatas manusia biasa yang tidak luput dari kata hilaf dan salah. Jadi sangat wajar bila manusia pernah melakukan kesalahan, namun sebaiknya lekaslah memperbaikinya. Suatu sifat wajar jika manusia mengalami "lupa" tapi segerakanlah memenuhi bila kemudian ingat kembali, dan jangan sengaja untuk berbuat salah, dan jangan sengaja mengingkari. Yang kita lakukan. Baik buruknya akan menimpa kita kembali.
Manusia dibekali dengan segala anugerah oleh Tuhan dengan sepasang mata untuk melihat, kaki untuk berjalan, sepasang tangan,hidung, dan mulut untuk bicara. Dan segala sesuatunya atas itu adalah untuk dipertanggung jawabkan di dunia maupun di akhirat. Apa yang kita lihat dan apa yang kita dengar, apa yang kita perbuat dan apa yang kita ucapkan. Sudahkah kita memberi satu kebaikan atas itu, ataukah melakukan satu kebenaran? Dan bagaimanakah cara mensyukuri segala nikmat tersebut, yaitu memanfaatkan dan mempergunakannya pada hal yang baik dan benar. Yaitu dimulai pada sebuah kejujuran. Kejujuran itulah adalah gambaran kebenaran yang paling baik. Pernahkah terlintas dibenak kita, jika karena satu kesalahan kita dan kebohongan yang kita lakukan harus mempertaruhkan nasib dan kehidupan orang lain.
Contoh:___________________________________________________
Seandainya hari ini kita baru saja dengan tidak sengaja menyaksikan sebuah perkara atau sebuah bentuk perbuatan pidana yang dilakukan oleh orang lain, lalu kita sebagai seorang saksi kunci mendapat ancaman untuk itu seandainya mengungkap kebenaran itu? Lalu apa pilihan anda?
___________________________________________________________
Benarkah anda memilih DIAM?
Tentu diam bukanlah pilihan. Diam mempertahankan kebohongan adalah satu kesalahan bagi anda dan sekaligus kebodohan anda. Manusia sejatinya untuk hidup adalah untuk tolong menolong dan mempertahankan kebenaran. Nilai hidup yang sesungguhnya adalah disaat kita memberi arti bagi orang lain bukan mematahkan harapan hidup dan kebenaran orang lain. Disaat seperti inilah, niscaya suara kita sangat berharga diatas barang paling mahal dimuka bumi.
Jika anda memilih diam, tidak lain dan tidak bukan kita sudah sangat keji dan nilai hidup kita sama saja dengan pelaku yang anda lihat dan yang anda sembunyikan kebohongannya. Dan itulah satu kesalahan anda. Dan hal yang paling bodoh adalah anda mulai lupa dengan nikmat Tuhan yang diberikan kepada anda. Bagaimanakah kita dikarunia mata untuk melihat, dan mulut untuk bicara. Lalu haruskah dipergunakan untuk kebohongan dan kesalahan. Itulah nikmat yang disiasiakan.
Dalam sebuah perkara, misalnya kita sebagai saksi maupun korban. Suara kita adalah yang paling berharga.
Suara kita adalah kunci penentu nasib dan jalan kehidupan orang lain atau mungkin diri kita selanjutnya.
Diam akan ada pada posisi yang tepat. Diam dalam situasi ini bukanlah emas tapi kesalahan. Berilah nilai kebaikan pada diri kita dengan memberi satu kebenaran pada orang lain. Apa alasan kita untuk takut? (Terancam?) (Takut?)
Screenshots dr laman LPSK |
Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (disingkat LPSK) adalah lembaga mandiri yang didirikan dan bertanggung jawab untuk menangani pemberian perlindungan dan bantuan pada Saksi dan Korban berdasarkan tugas dan kewenangan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. LPSK dibentuk berdasarkan UU No 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban (Wikipedia).
?
Tidak ada kesulitan bagi anda jika kita mampu memberi kemudahan dalam kebaikan. Inilah hukummya hidup di dunia, karena kita tidak pernah sendiri. Dan akhlak dan perbuatan kita sudah pasti ada yang menyaksikan dan dinilai yaitu Tuhan.
0 $type={blogger}:
Posting Komentar